halo, orang asing

Sudah genap dua hari setelah pertemuan kita yang terakhir. Dalam dimensi ruang dan waktu yang sama, kita bagai dua insan yang tak saling kenal. Namun mungkin lewat bahasa yang lebih halus dibanding getaran pita suara--seperti sketsa dalam pikiran, putaran adegan di belakang mata, gejolak dalam serat-serat dada--kita bercengkerama ... atau mungkin aku sedang bicara sendirian, seperti berdialog lewat telepon yang tak tersambung.

Namun kau ajarkan aku untuk kembali berpuisi akhir-akhir ini dan aku sanggupi. Maka sore ini aku pandangi awan yang terbakar rona mentari yang sedang tenggelam, burung yang tampak tersesat kehilangan arah, angin yang mengibarkan helaian rambutku yang sedang lelah menari. Aku menyeruput kopi susu yang lebih lembut dibanding yang biasa, diciumi busa-busa bermotif rosetta, suasana hati terbuai nyanyian musisi favorit kita.

Kita bagai dua insan yang tak saling kenal senja ini, tapi semestaku menemani. Aku harap aku bisa bahagia dengan itu saja.

Comments