pembiasan jalur
Kutemukan diriku di tengah tumpukan puisi dan cerita, lantunan petikan gitar yang mengingatkanku pada senja berdentum demi telingaku. Terakhir kali langit menatap, daun berbisik, biasan cahaya matahari memeluk, dan secangkir kopi mencumbu adalah 2 tahun lalu--fragmen diriku yang aku biarkan padam, redam, mati. Aku pandangi fragmen itu dengan geli, bagianku yang terlalu melankolis, gelap, kekanak-kanakan. Aku tenggelamkan ia. Ia telah mati.
Dan bagai pangeran putri salju, kau bangunkan ia semalam. Detik di mana pandangan kita terbenam di poros yang sama, menikmati hiruk pikuk yang sama, di mana diksi yang kau pilih melahap segenap pikiranku, aku menemukanku dalammu. Korbanku 2 tahun lalu menghantuiku dalam wujud dirimu.
Seketika aku terlingkupi bait-bait prosa dari semesta dan bersama mereka kau menyusup dalam duniaku. Aku tertangkap basah. Segala rasa yang kusimpan pecah melebur menyebar sporadis ke segala penjuru. Apakah itu bagian dari pesonamu?
Ia terbangun dari mati surinya. Kini indra itu akan menumpahkan segala stimulus ke atas kertas--surat-surat yang mungkin suatu saat akan sampai kepadamu.
Comments
Post a Comment